“Cloud Computing” secara sederhana dapat
didefinisikan adalah “layanan teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan
atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet atau bias juga
“. Kata-kata “Cloud” sendiri merujuk kepada simbol awan yang di dunia
TI digunakan untuk menggambarkan jaringan internet (internet cloud).
Namun tidak semua layanan yang ada di internet bisa dikategorikan
sebagai Cloud Computing, ada setidaknya beberapa syarat yang harus
dipenuhi :
- Layanan bersifat “On Demand”, pengguna dapat berlangganan hanya yang dia butuhkan saja, dan membayar hanya untuk yang mereka gunakan saja. Misalkan sebuah sebuah internet service provider menyediakan 5 macam pilihan atau paket-paket internet dan user hanya mengambil 1 paket internet maka user hanya membayar paket yang diambil saja.
- Layanan bersifat elastis/scalable, di mana pengguna bisa menambah atau mengurangi jenis dan kapasitas layanan yang dia inginkan kapan saja dan sistem selalu bisa mengakomodasi perubahan tersebut. Misalkan user berlangganan internet pada yang bandwitchnya 512Kb/s lalu ingin menambahkan kecepatannya menjadi 512Kb/s kemudian user menelpon costumer service meminta untuk penambahan bandwitch lalu customer service merespon dengan mengubah bandwitc menjadi 1Mb/s.
- Layanan sepenuhnya dikelola oleh penyedia/provider, yang dibutuhkan oleh pengguna hanyalah komputer personal/notebook ditambah koneksi internet.
Dari sisi jenis layanan tersendiri, Cloud
Computing, terbagi dalam 3 jenis layanan, yaitu : Software as a Service
(SaaS), Platform as a Service (PaaS) dan Infrastructure as a Service
(IaaS).
Software as a Service yaitu SaaS ini
merupakan layanan Cloud Computing yang paling dahulu populer. Software
as a Service ini merupakan evolusi lebih lanjut dari konsep ASP
(Application Service Provider). Sesuai namanya, SaaS memberikan
kemudahan bagi pengguna untuk bisa memanfaatkan sumberdaya perangkat
lunak dengan cara berlangganan. Sehingga tidak perlu mengeluarkan
investasi baik untuk in house development ataupun pembelian lisensi.
Dengan cara berlangganan via web, pengguna dapat langsung menggunakan
berbagai fitur yang disediakan oleh penyedia layanan. Hanya saja dengan
konsep SaaS ini, pelanggan tidak memiliki kendali penuh atas aplikasi
yang mereka sewa. Hanya fitur-fitur aplikasi yang telah disediakan oleh
penyedia saja yang dapat disewa oleh pelanggan. Dan karena arsitektur
aplikasi SaaS yang bersifat multi tenant, memaksa penyedia untuk hanya
menyediakan fitur yang bersifat umum, tidak spesifik terhadap kebutuhan
pengguna tertentu. Meskipun demikian, kustomisasi tidak serta-merta
diharamkan, meskipun hanya untuk skala dan fungsi yang terbatas. Tapi
dengan berkembangnya pasar dan kemajuan teknologi pemrograman,
keterbatasan-keterbatasan itu pasti akan berkurang dalam waktu tidak
terlalu lama. Untuk contoh layanan SaaS, tentu saja kita harus menyebut
layanan CRM online Salesforce.com–yang dikomandai Marc Benioff dan telah
menjadi ikon SaaS ini. Selain itu Zoho.com, dengan harga yang sangat
terjangkau, menyediakan layanan SaaS yang cukup beragam, dari mulai
layanan word processor seperti Google Docs, project management, hingga
invoicing online. Layanan akunting online pun tersedia, seperti yang
diberikan oleh Xero.com dan masih banyak lagi. IBM dengan Lotuslive.com
nya dapat dijadikan contoh untuk layanan SaaS di area kolaborasi/unified
communication. Sayangnya untuk pasar dalam negeri sendiri, seperti
sudah saya sampaikan dalam tulisan terdahulu, masih sangat sedikit yang
mau berinvestasi untuk menyediakan layanan SaaS ini.
Platform as a Service (PaaS) yaitu Seperti
namanya, PaaS adalah layanan yang menyediakan modul-modul siap pakai
yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah aplikasi, yang tentu
saja hanya bisa berjalan diatas platform tersebut. Seperti juga layanan
SaaS, pengguna PaaS tidak memiliki kendali terhadap sumber daya
komputasi dasar seperti memory, media penyimpanan, processing power dan
lain-lain, yang semuanya diatur oleh provider layanan ini. Pionir di
area ini adalah Google AppEngine, yang menyediakan berbagai tools untuk
mengembangkan aplikasi di atas platform Google, dengan menggunakan
bahasa pemrograman Phyton dan Django. Kemudian Salesforce juga
menyediakan layanan PaaS melalui Force.com, menyediakan modul-modul
untuk mengembangkan aplikasi diatas platform Salesforce yang menggunakan
bahasa Apex. Dan mungkin yang jarang sekali kita ketahui, bahwa
Facebook juga bisa dianggap menyediakan layanan PaaS, yang memungkinkan
kita untuk membuat aplikasi diatasnya.
Infrastructure as a Service (IaaS) yaitu
IaaS terletak satu level lebih rendah dibanding PaaS. Ini adalah sebuah
layanan yang “menyewakan” sumberdaya teknologi informasi dasar, yang
meliputi media penyimpanan, processing power, memory, sistem operasi,
kapasitas jaringan dan lain-lain, yang dapat digunakan oleh penyewa
untuk menjalankan aplikasi yang dimilikinya. Model bisnisnya mirip
dengan penyedia data center yang menyewakan ruangan untuk co-location,
tapi ini lebih ke level mikronya. Penyewa tidak perlu tahu, dengan mesin
apa dan bagaimana caranya penyedia layanan menyediakan layanan IaaS.
Yang penting, permintaan mereka atas sumberdaya dasar teknologi
informasi itu dapat dipenuhi. Perbedaan mendasar dengan layanan data
center saat ini adalah IaaS memungkinkan pelanggan melakukan
penambahan/pengurangan kapasitas secara fleksibel dan otomatis. Salah
satu pionir dalam penyediaan IaaS ini adalah Amazon.com yang meluncurkan
Amazon EC2 (Elastic Computing Cloud). Layanan Amazon EC2 ini
menyediakan berbagai pilihan persewaan mulai CPU, media penyimpanan,
dilengkapi dengan sistem operasi dan juga platform pengembangan aplikasi
yang bisa disewa dengan perhitungan jam-jaman. Untuk di dalam negeri
sendiri, rencananya ada beberapa provider yang akan menyediakan layanan
sejenis mulai pertengahan tahun ini. sedangkan untuk jangkauan layanan,
terbagi menjadi 3 yaitu Public Cloud, Private Cloud dan Hybrid Cloud.
- Public Cloud Sesederhana namanya, jenis cloud ini diperuntukkan untuk umum oleh penyedia layanannya. Layanan-layanan yang sudah saya sebutkan sebelumnya dapat dijadikan contoh dari public cloud in
- Private Cloud Di mana sebuah infrastruktur layanan cloud, dioperasikan hanya untuk sebuah organisasi tertentu. Infrastruktur cloud itu bisa saja dikelola oleh si organisasi itu atau oleh pihak ketiga. Lokasinya pun bisa on-site ataupun off-site. Biasanya organisasi dengan skala besar saja yang mampu memiliki/mengelola private cloud ini.
- Hybrid Cloud Untuk jenis ini, infrastruktur cloud yang tersedia merupakan komposisi dari dua atau lebih infrastruktur cloud (private, community, atau public). Di mana meskipun secara entitas mereka tetap berdiri sendiri-sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi/mekanisme yang memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar cloud itu. Misalnya, mekanisme load balancing yang antarcloud, sehingga alokasi sumberdaya bisa dipertahankan pada level yang optimal. Demikian sedikit penjelasan dari model-model cloud yang disarikan dari NIST. Namun seperti diakui oleh lembaga ini, definisi dan batasan dari Cloud Computing sendiri masih mencari bentuk dan standarnya. Di mana nanti pasarlah yang akan menentukan model mana yang akan bertahan dan model mana yang akan mati. Namun semua sepakat bahwa cloud computing akan menjadi masa depan dari dunia komputasi. Bahkan lembaga riset bergengsi Gartner Group juga telah menyatakan bahwa Cloud Computing adalah wacana yang tidak boleh dilewatkan oleh seluruh pemangku kepentingan di dunia TI, mulai saat ini dan dalam beberapa waktu mendatang.
Cloud Computing adalah sebuah mekanisme yang memungkinkan kita
“menyewa” sumber daya teknologi informasi (software, processing power,
storage, dan lainnya) melalui internet dan memanfaatkan sesuai kebutuhan
kita dan membayar yang digunakan oleh kita saja. Dengan konsep ini,
maka semakin banyak orang yang bisa memiliki akses dan memanfaatkan
sumber daya tersebut, karena tidak harus melakukan investasi
besar-besaran. Apalagi dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, setiap
organisasi akan berpikir panjang untuk mengeluarkan investasi tambahan
di sisi TI. Terlebih hanya untuk mendapatkan layanan-layanan yang
mungkin hanya dibutuhkansewaktu-waktusaja.
Implementasi Cloud Computing Pada Jejaring Pendidikan Nasional
Dalam konteks JARDIKNAS idealnya cloud computing dapat implentasikan di tingkat nasional, Artinya cukup satu infrastruktur di pusat, kemudian seluruh workstation akan mengakses Dengan melakukan implementasi infrastruktur diatas diharapkan adanya efisiensi pada sisi pengadaan perangkat keras dan perangkat lunak dengan tercapainya kondisi berikut:
- Di setiap titik sekolah, kantor wilayah setingkat kota/kabupaten tidak diperlukan lagi pengadaan server karena seluruh fungsi server telah dijalankan pada cloud computing server array yang ada di NOC pusat
- Penggunaan Live CD dengan sistem operasi yang berbasis opensource pada PC yang digunakan di setiap titik dapat menghemat biaya lisensi di tiap PC yang digunakan selain itu kondisi ini juga menyababkan tidak diperlukannya pengadaan PC dengan tingkat komputasi tinggi. Karena sebagian besar proses komputasi dilakukan di server, maka fungsi dari PC workstation hanya untuk menjalankan web browser saja sehingga PC standar tanpa hardiskpun dapat digunakan.
- 3. Di sisi server dapat digunakan aplikasi cloud computing yang berbasis Open Source seperti EyeOS yang sudah cukup matang untuk digunakan secara luas. Penggunaan Sistem Operasi berbasis Open Source pada server yang digunakan untuk melayani cloud computing ini juga sangat dimungkinkan.
Selain efisiensi diatas, implementasi cloud computing juga menjawab sebagian besar masalah-masalah teknis yang telah teridentifikasi antara lain:
- Penggunaan Live CD sebagai boot device pada setiap titik sekolah meminimalisir terjadinya gangguan pada Operating system, terganti dengan tidak disengajanya setting proxy serta jaringan dan yang terpenting adalah meminimalisir kemungkinan serangan virus/trojan pada PC yang dapat mengganggu para siswa dalam menggali ilmu.
- Dengan dieliminasinya kebutuhan server pada setiap titik maka dapat dipastikan hal ini tidak akan menjadi kendala lagi.
- Dengan dua kondisi diatas juga meminimalisir kebutuhan adanya pihak ketiga untuk melakukan perawatan dan perbaikan infrasturktur saat terjadi gangguan.
- Di sisi server dengan mengimplementasikan satu dari dua jenis arsitektur yang telah disebutkan diatas (grid computing dan transactional computing) meningkatkan jaminan kehandalan dan aksesabilitas dari sistem.
Salah satu alternatif aplikasi sebagai solusi implementasi cloud computing di
sisi server adalah dengan EyeOS. Aplikasi berbasis open source ini
telah dikembangkan sejak release pertamanya di tahun 2005, kini telah
beranjak hingga versi 2.x[5]. Meski telah dipersiapkan dengan distribusi
basic package yang telah dilengkapi dengan aplikasi yang cukup
banyak, EyeOS juga didukung oleh ratusan aplikasi yang dapat kita
pasang kapanpun diperlukan[6]. EyeOS juga dibangun agar memudahkan
pengembangan aplikasi baru di atasnya.
Untuk dapat menggunakan EyeOS ini hanya dibutuhkan Apache, PHP5 dan
MySQL sehingga relatif mudah untuk diimplementasikan oleh siapapun dan
memungkinkan penggunaan perangkat lunak dan perangkat yang lebih
variatif. Bagi developer, eyeOS menyediakan eyeOS Toolkit, sekumpulan library dan fungsi-fungsi untuk membuat aplikasi di eyeOS. Adanya sistem terintegrasi Portage-based eyeSoft menjadikan developer dapat membuat repository sendiri bagi eyeOS.
Setiap bagian desktop memiliki aplikasinya sendiri-sendiri, menggunakan javascript untuk mengirimkan server commands untuk berinteraksi dengan penggunanya. Misalnya saat user membuka sebuah aplikasi, maka sebuah event information akan dikirimkan ke server. Server kemudian mengirim balik task ke client untuk dilaksanakan dalam format XML.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar