Jumat, 30 November 2012

Asus Transformer Book, Tablet Transformer dengan OS Windows 8 dan Prosesor Intel


Jika sebelumnya Asus memiliki tablet Android seri Transformer, kini mereka mencoba untuk mengekspansi tablet tersebut ke ranah Windows 8. Dan, sebagai langkah awal, mereka memperkenalkan tablet Asus Transformer Book.


Tablet ini pun didesain seperti tablet Android seri Transformer, dengan docking keyboard yang bisa dibongkar pasang. Bedanya, tablet ini menggunakan OS Windows 8 dengan prosesor x86. Pihak Asus pun menjanjikan bahwa prosesor yang digunakan tidak akan prosesor seri Atom, namun merupakan prosesor terbaik dari Intel. Tablet ini pun akan tersedia dalam tiga jenis layar, yakni layar 11.6 inci, 13 inci dan yang terakhir adalah 14 inci. Kesemua layar tersebut menggunakan display Full HD IPS. Pada bagian belakang, terdapat kamera 5MP dan webcam di bagian depan.

Asus Taichi Tablet & Ultrabook Hybrid Windows 8


Memang inovasi diperlukan dalam memenangkan kompetisi dalam bisnis, kali ini Asus menghadirkan tablet Asus Taichi dengan OS Windows 8 serta fitur unik yaitu Dual Display dengan posisi “bertolak belakang” alias satu “layar” yang bisa dilihat dari depan maupun belakang namun bisa digunakan sebagai layar yang menampilkan tampilan sama (mirror mode) atau berbeda (dual screen mode).
Anda bisa melihat gambar Asus Taichi berikut dengan layar “menghadap ke atas” nya yang menghadirkan konsep baru dalam perangkat komputasi.

Selain itu Asus Taichi ini pun bisa diubah menjadi semacam notebook dengan adanya keyboard tambahan yang bisa mudah dipasang dan akhirnya Asus Taichi pun berubah dari tablet menjadi ultrabook atau notebook. Asus Taichi dipasarkan dalam dua model, yang pertama dengan prosesor Intel Core i5-3317U CPU dengan 128GB solid state disk dipasarkan dengan harga 1399 USD sedangkan yang kedua menggunakan prosesor Intel Core i7-3517U dan 256GB SSD akan dibandrol dengan harga $1699.

Nokia Zeal, Handphone Windows Phone 8 Terbaru dengan Prosesor Dual Core 1GHz Dirumorkan Meluncur di 2013

Kabar tentang keberadaan handphone Windows Phone 8 terbaru dari Nokia masih hangat di telinga. Perusahaan Finlandia tersebut baru saja memperkenalkan dua handphone terbarunya, yakni Nokia Lumia 920 dan Lumia 820. Namun, mereka nampaknya masih belum puas dengan peluncuran kedua handphone tersebut.


Dilaporkan oleh The Verge, Nokia tengah menyiapkan sebuah handphone Windows Phone 8 mid range yang memiliki kode nama Nokia Zeal. handphone tersebut bakal dilengkapi dengan prosesor dual core 1GHz, RAM 512MB, memori internal 8GB serta sebuah slot microSD.
Dari segi desain, handphone Nokia Zeal tersebut akan didesain mirip seperti Zune dengan bentuk body seperti halnya Nokia Lumia lain. Belum ada informasi resmi dari pihak Nokia terkait keberadaan handphone ini. Namun handphone ini diperkirakan akan meluncur ke pasaran pada tahun 2013 mendatang.
Nokia sendiri saat ini dikenal sebagai produsen handphone Windows Phone terbesar di dunia. Tingkat penjualan handphone seri Lumia milik Nokia mengalahkan hp WP lainnya, seperti Samsung omnia, HTC dan sebagainya.

source : beritateknologi

Gmail Memperbesar Ukuran File Attachment Maksimum 400 Kali Lipat Menjadi 10GB dari 25MB

Gmail yang merupakan layanan email populer dari Google selama ini memberikan fasilitas attachment hanya sampai ukuran 25MB, dan sekarang ini melalui integrasi Google Drive, kita dapat mengirimkan attachment sampai 10GB yang kalau dihitung meningkat 400x lipat dibanding sebelumnya.

Jadi saat Anda membuat email, ada pilihan tambahan selain icon paperclip untuk attachment berukuran biasa atau icon Google Drive untuk menempelkan file yang lebih besar.
Tapi karena menggunakan Google Drive, Anda pun perlu mengatur setting permissionnya juga sehingga penerima file ini bisa membukanya.
Google memang menyediakan fasilitas bagi pengguna Google Drive kapasitas 5GB secara gratis, jadi bila Anda memang benar-benar ingin mengirimkan file sampai ukuran 10GB sebenarnya Anda perlu membayar lebih (2.5 USD/bulan untuk kapasitas 25GB) atau menggunakan Chromebook yang sudah diberi kapasitas 100GB gratis untuk 2 tahun.
Atau Anda bisa juga memanfaatkan fitur cloud storage lain seperti SkyDrive, Dropbox untuk mengirim file lewat internet.

source : bertitateknologi

Implementasi Cloud Computing

“Cloud Computing” secara sederhana dapat didefinisikan adalah “layanan teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet atau bias juga “. Kata-kata “Cloud” sendiri merujuk kepada simbol awan yang di dunia TI digunakan untuk menggambarkan jaringan internet (internet cloud). Namun tidak semua layanan yang ada di internet bisa dikategorikan sebagai Cloud Computing, ada setidaknya beberapa syarat yang harus dipenuhi :
  1. Layanan bersifat “On Demand”, pengguna dapat berlangganan hanya yang dia butuhkan saja, dan membayar hanya untuk yang mereka gunakan saja. Misalkan sebuah sebuah internet service provider menyediakan 5 macam pilihan atau paket-paket internet dan user hanya mengambil 1 paket internet maka user hanya membayar paket yang diambil saja.
  2. Layanan bersifat elastis/scalable, di mana pengguna bisa menambah atau mengurangi jenis dan kapasitas layanan yang dia inginkan kapan saja dan sistem selalu bisa mengakomodasi perubahan tersebut. Misalkan user berlangganan internet pada yang bandwitchnya 512Kb/s lalu ingin menambahkan kecepatannya menjadi 512Kb/s kemudian user menelpon costumer service meminta untuk penambahan bandwitch lalu customer service merespon dengan mengubah bandwitc menjadi 1Mb/s.
  3. Layanan sepenuhnya dikelola oleh penyedia/provider, yang dibutuhkan oleh pengguna hanyalah komputer personal/notebook ditambah koneksi internet.
Dari sisi jenis layanan tersendiri, Cloud Computing, terbagi dalam 3 jenis layanan, yaitu : Software as a Service (SaaS), Platform as a Service (PaaS) dan Infrastructure as a Service (IaaS).
Software as a Service yaitu SaaS ini merupakan layanan Cloud Computing yang paling dahulu populer. Software as a Service ini merupakan evolusi lebih lanjut dari konsep ASP (Application Service Provider). Sesuai namanya, SaaS memberikan kemudahan bagi pengguna untuk bisa memanfaatkan sumberdaya perangkat lunak dengan cara berlangganan. Sehingga tidak perlu mengeluarkan investasi baik untuk in house development ataupun pembelian lisensi. Dengan cara berlangganan via web, pengguna dapat langsung menggunakan berbagai fitur yang disediakan oleh penyedia layanan. Hanya saja dengan konsep SaaS ini, pelanggan tidak memiliki kendali penuh atas aplikasi yang mereka sewa. Hanya fitur-fitur aplikasi yang telah disediakan oleh penyedia saja yang dapat disewa oleh pelanggan. Dan karena arsitektur aplikasi SaaS yang bersifat multi tenant, memaksa penyedia untuk hanya menyediakan fitur yang bersifat umum, tidak spesifik terhadap kebutuhan pengguna tertentu. Meskipun demikian, kustomisasi tidak serta-merta diharamkan, meskipun hanya untuk skala dan fungsi yang terbatas. Tapi dengan berkembangnya pasar dan kemajuan teknologi pemrograman, keterbatasan-keterbatasan itu pasti akan berkurang dalam waktu tidak terlalu lama. Untuk contoh layanan SaaS, tentu saja kita harus menyebut layanan CRM online Salesforce.com–yang dikomandai Marc Benioff dan telah menjadi ikon SaaS ini. Selain itu Zoho.com, dengan harga yang sangat terjangkau, menyediakan layanan SaaS yang cukup beragam, dari mulai layanan word processor seperti Google Docs, project management, hingga invoicing online. Layanan akunting online pun tersedia, seperti yang diberikan oleh Xero.com dan masih banyak lagi. IBM dengan Lotuslive.com nya dapat dijadikan contoh untuk layanan SaaS di area kolaborasi/unified communication. Sayangnya untuk pasar dalam negeri sendiri, seperti sudah saya sampaikan dalam tulisan terdahulu, masih sangat sedikit yang mau berinvestasi untuk menyediakan layanan SaaS ini.
Platform as a Service (PaaS) yaitu Seperti namanya, PaaS adalah layanan yang menyediakan modul-modul siap pakai yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah aplikasi, yang tentu saja hanya bisa berjalan diatas platform tersebut. Seperti juga layanan SaaS, pengguna PaaS tidak memiliki kendali terhadap sumber daya komputasi dasar seperti memory, media penyimpanan, processing power dan lain-lain, yang semuanya diatur oleh provider layanan ini. Pionir di area ini adalah Google AppEngine, yang menyediakan berbagai tools untuk mengembangkan aplikasi di atas platform Google, dengan menggunakan bahasa pemrograman Phyton dan Django. Kemudian Salesforce juga menyediakan layanan PaaS melalui Force.com, menyediakan modul-modul untuk mengembangkan aplikasi diatas platform Salesforce yang menggunakan bahasa Apex. Dan mungkin yang jarang sekali kita ketahui, bahwa Facebook juga bisa dianggap menyediakan layanan PaaS, yang memungkinkan kita untuk membuat aplikasi diatasnya.
Infrastructure as a Service (IaaS) yaitu IaaS terletak satu level lebih rendah dibanding PaaS. Ini adalah sebuah layanan yang “menyewakan” sumberdaya teknologi informasi dasar, yang meliputi media penyimpanan, processing power, memory, sistem operasi, kapasitas jaringan dan lain-lain, yang dapat digunakan oleh penyewa untuk menjalankan aplikasi yang dimilikinya. Model bisnisnya mirip dengan penyedia data center yang menyewakan ruangan untuk co-location, tapi ini lebih ke level mikronya. Penyewa tidak perlu tahu, dengan mesin apa dan bagaimana caranya penyedia layanan menyediakan layanan IaaS. Yang penting, permintaan mereka atas sumberdaya dasar teknologi informasi itu dapat dipenuhi. Perbedaan mendasar dengan layanan data center saat ini adalah IaaS memungkinkan pelanggan melakukan penambahan/pengurangan kapasitas secara fleksibel dan otomatis. Salah satu pionir dalam penyediaan IaaS ini adalah Amazon.com yang meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Computing Cloud). Layanan Amazon EC2 ini menyediakan berbagai pilihan persewaan mulai CPU, media penyimpanan, dilengkapi dengan sistem operasi dan juga platform pengembangan aplikasi yang bisa disewa dengan perhitungan jam-jaman. Untuk di dalam negeri sendiri, rencananya ada beberapa provider yang akan menyediakan layanan sejenis mulai pertengahan tahun ini. sedangkan untuk jangkauan layanan, terbagi menjadi 3 yaitu Public Cloud, Private Cloud dan Hybrid Cloud.
  1. Public Cloud Sesederhana namanya, jenis cloud ini diperuntukkan untuk umum oleh penyedia layanannya. Layanan-layanan yang sudah saya sebutkan sebelumnya dapat dijadikan contoh dari public cloud in
  2. Private Cloud Di mana sebuah infrastruktur layanan cloud, dioperasikan hanya untuk sebuah organisasi tertentu. Infrastruktur cloud itu bisa saja dikelola oleh si organisasi itu atau oleh pihak ketiga. Lokasinya pun bisa on-site ataupun off-site. Biasanya organisasi dengan skala besar saja yang mampu memiliki/mengelola private cloud ini.
  3. Hybrid Cloud Untuk jenis ini, infrastruktur cloud yang tersedia merupakan komposisi dari dua atau lebih infrastruktur cloud (private, community, atau public). Di mana meskipun secara entitas mereka tetap berdiri sendiri-sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi/mekanisme yang memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar cloud itu. Misalnya, mekanisme load balancing yang antarcloud, sehingga alokasi sumberdaya bisa dipertahankan pada level yang optimal. Demikian sedikit penjelasan dari model-model cloud yang disarikan dari NIST. Namun seperti diakui oleh lembaga ini, definisi dan batasan dari Cloud Computing sendiri masih mencari bentuk dan standarnya. Di mana nanti pasarlah yang akan menentukan model mana yang akan bertahan dan model mana yang akan mati. Namun semua sepakat bahwa cloud computing akan menjadi masa depan dari dunia komputasi. Bahkan lembaga riset bergengsi Gartner Group juga telah menyatakan bahwa Cloud Computing adalah wacana yang tidak boleh dilewatkan oleh seluruh pemangku kepentingan di dunia TI, mulai saat ini dan dalam beberapa waktu mendatang.
Cloud Computing adalah sebuah mekanisme yang memungkinkan kita “menyewa” sumber daya teknologi informasi (software, processing power, storage, dan lainnya) melalui internet dan memanfaatkan sesuai kebutuhan kita dan membayar yang digunakan oleh kita saja. Dengan konsep ini, maka semakin banyak orang yang bisa memiliki akses dan memanfaatkan sumber daya tersebut, karena tidak harus melakukan investasi besar-besaran. Apalagi dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, setiap organisasi akan berpikir panjang untuk mengeluarkan investasi tambahan di sisi TI. Terlebih hanya untuk mendapatkan layanan-layanan yang mungkin hanya dibutuhkansewaktu-waktusaja.
Implementasi Cloud Computing Pada Jejaring Pendidikan Nasional

Dalam konteks JARDIKNAS idealnya cloud computing dapat implentasikan di tingkat nasional, Artinya cukup satu infrastruktur di pusat, kemudian seluruh workstation akan mengakses Dengan melakukan implementasi infrastruktur diatas diharapkan adanya efisiensi pada sisi pengadaan perangkat keras dan perangkat lunak dengan tercapainya kondisi berikut:
  1. Di setiap titik sekolah, kantor wilayah setingkat kota/kabupaten tidak diperlukan lagi pengadaan server karena seluruh fungsi server telah dijalankan pada cloud computing server array yang ada di NOC pusat
  2. Penggunaan Live CD dengan sistem operasi yang berbasis opensource pada PC yang digunakan di setiap titik dapat menghemat biaya lisensi di tiap PC yang digunakan selain itu kondisi ini juga menyababkan tidak diperlukannya pengadaan PC dengan tingkat komputasi tinggi. Karena sebagian besar proses komputasi dilakukan di server, maka fungsi dari PC workstation hanya untuk menjalankan web browser saja sehingga PC standar tanpa hardiskpun dapat digunakan.
  3. 3. Di sisi server dapat digunakan aplikasi cloud computing yang berbasis Open Source seperti EyeOS yang sudah cukup matang untuk digunakan secara luas. Penggunaan Sistem Operasi berbasis Open Source pada server yang digunakan untuk melayani cloud computing ini juga sangat dimungkinkan.
Selain efisiensi diatas, implementasi cloud computing juga menjawab sebagian besar masalah-masalah teknis yang telah teridentifikasi antara lain:
  1. Penggunaan Live CD sebagai boot device pada setiap titik sekolah meminimalisir terjadinya gangguan pada Operating system, terganti dengan tidak disengajanya setting proxy serta jaringan dan yang terpenting adalah meminimalisir kemungkinan serangan virus/trojan pada PC yang dapat mengganggu para siswa dalam menggali ilmu.
  2. Dengan dieliminasinya kebutuhan server pada setiap titik maka dapat dipastikan hal ini tidak akan menjadi kendala lagi.
  3. Dengan dua kondisi diatas juga meminimalisir kebutuhan adanya pihak ketiga untuk melakukan perawatan dan perbaikan infrasturktur saat terjadi gangguan.
  4. Di sisi server dengan mengimplementasikan satu dari dua jenis arsitektur yang telah disebutkan diatas (grid computing dan transactional computing) meningkatkan jaminan kehandalan dan aksesabilitas dari sistem.
Salah satu alternatif aplikasi sebagai solusi implementasi cloud computing di sisi server adalah dengan EyeOS. Aplikasi berbasis open source ini telah dikembangkan sejak release pertamanya di tahun 2005, kini telah beranjak hingga versi 2.x[5]. Meski telah dipersiapkan dengan distribusi basic package yang telah dilengkapi dengan aplikasi yang cukup banyak, EyeOS juga didukung oleh ratusan aplikasi yang dapat kita pasang kapanpun diperlukan[6]. EyeOS juga dibangun agar memudahkan pengembangan aplikasi baru di atasnya.
Untuk dapat menggunakan EyeOS ini hanya dibutuhkan Apache, PHP5 dan MySQL sehingga relatif mudah untuk diimplementasikan oleh siapapun dan memungkinkan penggunaan perangkat lunak dan perangkat yang lebih variatif. Bagi developer, eyeOS menyediakan eyeOS Toolkit, sekumpulan library dan fungsi-fungsi untuk membuat aplikasi di eyeOS. Adanya sistem terintegrasi Portage-based eyeSoft menjadikan developer dapat membuat repository sendiri bagi eyeOS.
Setiap bagian desktop memiliki aplikasinya sendiri-sendiri, menggunakan javascript untuk mengirimkan server commands untuk berinteraksi dengan penggunanya. Misalnya saat user membuka sebuah aplikasi, maka sebuah event information akan dikirimkan ke server. Server kemudian mengirim balik task ke client untuk dilaksanakan dalam format XML.
Sumber :

Mengenal Cloud Computing

Mungkin ada alternatif bagi para eksekutif seperti anda. Alih-alih menginstal sebuah paket perangkat lunak untuk setiap komputer, anda hanya harus memuat satu aplikasi. Aplikasi yang akan memungkinkan para pekerja untuk login ke layanan berbasis web yang ter-host ke semua program pengguna berdasarkan kebutuhan nya atau pekerjaannya. Mesin remote yang dimiliki oleh perusahaan lain akan menjalankan semuanya dari e-mail ke pengolah kata untuk program analisis data yang kompleks ini. Hal ini disebut cloud computing dan ini bisa mengubah seluruh industri komputer.
Dalam sistem cloud computing, ada pergeseran beban kerja yang signifikan. Komputer lokal tidak lagi harus melakukan semua beban berat ketika digunakan. Jaringan komputer yang cloud ini menangani mereka sebagai gantinya. Hardware dan software pada sisi pengguna menurun. Satu-satunya hal dimana komputer pengguna harus mampu untuk menjalankan adalah antarmuka perangkat lunak sistem cloud computing, yang sederhana sebagai peramban Web, dan cloud network akan mengurus sisanya.
apa itu cloud computing 
Ada kesempatan baik jika anda sudah menggunakan beberapa bentuk cloud computing. Jika anda memiliki account e-mail dengan layanan Web-based e-mail seperti Hotmail, Yahoo! Mail atau Gmail, maka anda telah memiliki beberapa pengalaman dengan cloud computing. Malah untuk menjalankan program e-mail pada komputer anda, anda dapat login ke account e-mail Web anda secara jarak jauh / dapat dikendalikan dari tempat lain. Perangkat lunak dan penyimpanan untuk account anda tidak ada pada komputer anda – tetapi pada layanan cloud computer .
Arsitektur Cloud Computing
Ketika berbicara tentang sistem cloud computing, sistem ini terbagi menjadi dua bagian: ujung depan dan ujung belakang. Mereka terhubung satu sama lain melalui jaringan, biasanya adalah Internet. Ujung depan adalah sisi pengguna komputer (user), atau klien (client), melihat. Bagian belakang adalah “cloud” bagian dari sistem.
Ujung depan termasuk komputer klien (atau jaringan komputer) dan aplikasi yang diperlukan untuk mengakses sistem komputasi awan. Tidak sistem komputasi awan semua memiliki antarmuka pengguna yang sama. Layanan seperti Web-based e-mail program memanfaatkan browser Web yang ada seperti Internet Explorer atau Firefox. Sistem lain memiliki aplikasi unik yang menyediakan akses jaringan untuk klien.
Di ujung belakang sistem adalah berbagai komputer, server dan sistem penyimpanan data yang menciptakan “cloud” dari layanan komputasi. Secara teori, sebuah cloud computer system dapat mencakup hampir semua program komputer yang dapat anda bayangkan, dari data pengolahan hingga video game. Biasanya, setiap aplikasi akan memiliki server khusus nya sendiri.
cloud computing 
Sebuah server pusat mengelola sistem, memantau lalu lintas dan permintaan client untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Sistem ini mengikuti seperangkat aturan yang disebut protokol dan menggunakan jenis khusus dari perangkat lunak yang disebut middleware. Middleware network memungkinkan komputer untuk berkomunikasi satu sama lain. Sebagian besar, server tidak berjalan pada kapasitas penuh. Itu berarti ada kekuatan pemrosesan yang hasil buangannya tidak terpakai. Maka akan memerlukan sebuah cara. Teknik ini disebut virtualisasi server. Dengan memaksimalkan output dari setiap server, virtualisasi server mengurangi kebutuhan pada mesin dalam bekerja.

Cloud Computing

Definisi Cloud Computing
Ketika kita membicarakan Cloud Computing, sebenarnya apakah kita membicarakan hal yang sama?
Banyak pihak memberikan definisi cloud computing dengan perbedaan di sana-sini.
Wikipedia mendefinisikan cloud computing sebagai “komputasi berbasis Internet, ketika banyak server digunakan bersama untuk menyediakan sumber daya, perangkat lunak dan data pada komputer atau perangkat lain pada saat dibutuhkan, sama seperti jaringan listrik”.
Gartner mendefinisikannya sebagai “sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TI yang mudah dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk pelanggan menggunakan teknologi Internet.”
Forester mendefinisikannya sebagai “standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak, platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi Internet dengan cara swalayan dan bayar-per-pemakaian.”
Secara sederhana, Cloud Computing dapat kita bayangkan seperti sebuah jaringan listrik. Apabila kita membutuhkan listrik, apakah kita harus punya pembangkit listrik sendiri? Tentu tidak. Kita tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam hal ini, PLN), menyambungkan rumah kita dengan jaringan listrik, dan kita tinggal menikmati layanan tersebut. Pembayaran kita lakukan bulanan sesuai pemakaian.
Kalau listrik bisa seperti itu, mengapa layanan komputasi tidak bisa? Misalnya, apabila sebuah perusahaan membutuhkan aplikasi CRM (Customer Relationship Management). Kenapa perusahaan tersebut harus membeli aplikasi CRM, membeli hardware server, dan kemudian harus memiliki tim TI khusus untuk menjaga server dan aplikasi tersebut?
Di sinilah cloud computing berperan. Penyedia jasa cloud computing seperti Microsoft, telah menyediakan aplikasi CRM yang dapat digunakan langsung oleh perusahaan tadi. Mereka tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam hal ini, Microsoft), “menyambungkan” perusahaannya dengan layanan tersebut (dalam hal ini, melalui Internet), dan tinggal menggunakannya. Pembayaran? Cukup dibayar per bulan (atau per tahun, tergantung kontrak) sesuai pemakaian. Tidak ada lagi investasi di awal yang harus dilakukan.
Agar lebih mudah membayangkannya, silahkan lihat ilustrasi pada Gambar 1.http://itmove.files.wordpress.com/2011/06/ilustrasi-cloud2-g1.jpg?w=490
Karakteristik Cloud Computing
Dengan semakin maraknya pembicaraan seputar cloud computing, semakin banyak perusahaan yang mengumumkan bahwa mereka menyediakan layanan cloud computing.
Akan sangat membingungkan bagi kita para pengguna untuk memastikan bahwa layanan yang akan kita dapatkan adalah cloud computing atau bukan.
Untuk mudahnya, dari semua definisi yang ada, dapat diintisarikan bahwa cloud computing ideal adalah layanan yang memiliki 5 karakteristik berikut ini.
1. On-Demand Self-Services
Sebuah layanan cloud computing harus dapat dimanfaatkan oleh pengguna melalui  mekanisme swalayan dan langsung tersedia pada saat dibutuhkan. Campur tangan penyedia layanan adalah sangat minim. Jadi, apabila kita saat ini membutuhkan layanan aplikasi CRM (sesuai contoh di awal), maka kita harus dapat mendaftar secara swalayan dan layanan tersebut langsung tersedia saat itu juga.
2. Broad Network Access
Sebuah layanan cloud computing harus dapat diakses dari mana saja, kapan saja, dengan alat apa pun, asalkan kita terhubung ke jaringan layanan. Dalam contoh layanan aplikasi CRM di atas, selama kita terhubung ke jaringan Internet, saya harus dapat mengakses layanan tersebut, baik itu melalui laptop, desktop, warnet, handphone, tablet, dan perangkat lain.
3. Resource Pooling
Sebuah layanan cloud computing harus tersedia secara terpusat dan dapat membagi sumber daya secara efisien. Karena cloud computing digunakan bersama-sama oleh berbagai pelanggan, penyedia layanan harus dapat membagi beban secara efisien, sehingga sistem dapat dimanfaatkan secara maksimal.
4. Rapid Elasticity
Sebuah layanan cloud computing harus dapat menaikkan (atau menurunkan) kapasitas sesuai kebutuhan. Misalnya, apabila pegawai di kantor bertambah, maka kita harus dapat menambah user untuk aplikasi CRM tersebut dengan mudah. Begitu juga jika pegawai berkurang. Atau, apabila kita menempatkan sebuah website berita dalam jaringan cloud computing, maka apabila terjadi peningkatkan traffic karena ada berita penting, maka kapasitas harus dapat dinaikkan dengan cepat.
5. Measured Service
Sebuah layanan cloud computing harus disediakan secara terukur, karena nantinya akan digunakan dalam proses pembayaran. Harap diingat bahwa layanan  cloud computing dibayar sesuai penggunaan, sehingga harus terukur dengan baik.
Kelebihan Cloud Computing
Dari semua penjelasan di atas, apa sebenarnya kelebihan dari Cloud Computing, terutama bagi dunia bisnis? Berikut beberapa di antaranya.
Tanpa Investasi Awal
Dengan cloud computing, kita dapat menggunakan sebuah layanan tanpa investasi yang signifikan di awal.
Ini sangat penting bagi bisnis, terutama bisnis pemula (startup). Mungkin di awal bisnis, kita hanya perlu layanan CRM untuk 2 pengguna. Kemudian meningkat menjadi 10 pengguna.
Tanpa model cloud computing, maka sejak awal kita sudah harus membeli hardware yang cukup untuk sekian tahun ke depan. Dengan cloud computing, kita cukup membayar sesuai yang kita butuhkan.
Mengubah CAPEX menjadi OPEX
Sama seperti kelebihan yang pertama, kelebihan yang kedua masih seputar keuangan.
Tanpa cloud computing, investasi hardware dan software harus dilakukan di awal, sehingga kita harus melakukan pengeluaran modal (Capital Expenditure, atau CAPEX). Sedangkan dengan cloud computing, kita dapat melakukan pengeluaran operasional (Operational Expenditure, atau OPEX).
Jadi, sama persis dengan biaya utilitas lainnya seperti listrik atau telepon ketika kita cukup membayar bulanan sesuai pemakaian. Hal ini akan sangat membantu perusahaan secara keuangan.
Lentur dan Mudah Dikembangkan
Dengan memanfaatkan Cloud Computing, bisnis kita dapat memanfaatkan TI sesuai kebutuhan. Perhatikan Gambar 2 di bawah untuk melihat beberapa skenario kebutuhan bisnis.
Penggunaan TI secara bisnis biasanya tidak datar-datar saja.
Dalam skenario “Predictable Bursting”, ada periode di mana penggunaan TI meningkat tajam. Contoh mudah adalah aplikasi Human Resource (HR) yang pada akhir bulan selalu meningkat penggunaannya karena mengelola gaji karyawan.
Untuk skenario “Growing Fast”, bisnis meningkat dengan pesat sehingga kapasitas TI juga harus mengikuti.
Contoh skenario “Unpredictable Bursting” adalah ketika sebuah website berita mendapat pengunjung yang melonjak karena ada berita menarik.
Skenario “On and Off” adalah penggunaan TI yang tidak berkelanjutan. Misalnya, sebuah layanan pelaporan pajak, yang hanya digunakan di waktu-waktu tertentu setiap tahun.
http://itmove.files.wordpress.com/2011/06/karakteristik-cloud2-g2.jpg?w=490&h=323
[Gambar 2: Beberapa skenario kebutuhan bisnis.]
Tanpa layanan cloud computing, ke empat skenario ini akan membutuhkan perencanaan TI yang sangat tidak efisien, karena investasi TI harus dilakukan sesuai kapasitas tertinggi, walaupun mungkin hanya terjadi di saat-saat tertentu. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadi kegagalan layanan pada saat “peak time” tersebut.
Dengan cloud computing, karena sifatnya yang lentur dan mudah dikembangkan (elastic and scalable), maka kapasitas dapat ditingkatkan pada saat dibutuhkan, dengan biaya penggunaan sesuai pemakaian.
Fokus pada Bisnis, bukan TI
Dengan menggunakan Cloud Computing, kita dapat fokus pada bisnis utama perusahaan, dan bukan berkecimpung di dalam pengelolaan TI. Hal ini dapat dilakukan karena pengelolaan TI dilakukan oleh penyedia layanan, dan bukan oleh kita sendiri. Misalnya, melakukan patching, security update, upgrade hardware, upgrade software, maintenance, dan lain-lain.
Apabila kita memiliki tim TI, maka tim tersebut dapat fokus pada layanan TI yang spesifik untuk bisnis kita, sedangkan hal-hal umum sudah ditangani oleh penyedia layanan.
Kesimpulan
Cloud computing sudah hadir saat ini, termasuk di Indonesia. Jadi, cloud computing bukanlah sebuah hype, melainkan sudah menjadi kenyataan dalam dunia TI.
Bukan berarti kita semua langsung harus berpindah saat ini juga: pada kenyataannya cloud computing bukanlah untuk semua orang. Masih tetap terdapat jenis-jenis layanan yang memang harus dilakukan secara on-premise, walaupun terdapat juga layanan yang menjadi sangat efisien bila dilakukan dengan cloud computing. Beberapa jenis layanan bahkan dapat dilakukan secara bersamaan (hybrid) dengan menggabungkan kedua jenis implementasi tersebut.
Oleh karena itu, carilah penyedia layanan yang dapat memberikan saran yang tepat dan terbaik bagi kebutuhan anda. Kesuksesan penggunaan cloud computing akan sangat ditentukan oleh kemampuan penyedia layanan dalam memberikan layanan yang tepat dan terbaik bagi pelanggan.

Jumat, 23 November 2012

Pos-Test vclass Analisis Kinerja Sistem

Aset Sistem Informasi harus dilindungi melalui sistem keamanan yang baik. Sebut dan jelaskan langkah-langkah utama pelaksanaan program keamanan tsb.



Persiapan Rencana Pekerjaan (Preparation of a Project Plan)
Perencanaan proyek untuk tinjaun kemanan mengikuti item sbb :
a. Tujuan Review
b. Ruang Lingkup (Scope) Review
c. Tugas yang harus dipenuhi
d. Organisasi dari Tim Proyek
e. Sumber Anggaran (Pendanaan) dan
f. Jadwal untuk Menyelesaikan Tugas
Identifikasi Kekayaan (Identification of asset)
Katagori asset :
a. Personnel (end users, analyst, programmers, operators, clerks, Guards)
b. Hardware (Mainfarme, minicomputer, microcomputer, disk, printer,
communication lines, concentrator, terminal)
c. Fasilitas (Furniture, office space, computer rrom, tape storage rack)
d. Dokumentasi (System and program doc.,database doc.,standards plans, insurance
policies, contracts)
e. Persediaan (Negotiable instrument, preprinted forms, paper, tapes, cassettes)
f. Data/Informasi (Master files, transaction files, archival files)
g. Software Aplikasi (Debtors, creditors, payroll, bill-of-materials, sales, inventory)
h. Sistem Software (Compilers, utilities, DBMS, OS, Communication Software,
Spreadsheets)
Penilaian Kekayaan (Valuation of asset)
Langkah ke tiga adalah penilaian kekayaan, yang merupakan langkah paling sulit. Parker
(1981) menggambarkan ketergantungan penilaian pada siapa yang ditanya untuk
memberikan penilaian, cara penilaian atas kekayaan yang hilang (lost), waktu periode
untuk perhitungan atas hilangnya kekayaan, dan umur asset.

Pre-Test v-class Analisis Kinerja Sistem

Untuk mengamankan sustu Sistem Informasi menurut anda apa saja yang perlu dilindungi?

Aset Sistem Informasi yang harus di lindungi melalui sistem keamanan dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

  • Aset Fisik, meliputi :

a. Personnel

b. Hardware (termasuk media penyimpanan, dan periperalnya)

c. Fasilitas

d. Dokumentasi dan

e. Supplies

  • Aset Logika 

a. Data / Informasi dan

b. Sofware (Sistem dan Aplikasi)


Sabtu, 17 November 2012

Tahun 2012, 10 Persen Pengguna Internet Mengakses dari Perangkat Mobile

Tahun 2012 ini, jumlah penggunaan perangkat mobile untuk aktivitas di internet semakin meningkat. Dalam catatan NetMarketShare, saat ini prosentase penggunaan tablet dan smartphone untuk berinternet mencapai angka 10.3 persen.



 

Jumlah tersebut pun mengalami kenaikan dibandingkan enam bulan sebelumnya. Menurut catatan NetMarketShare, di bulan April 2012, terdapat 7.3 persen pengguna internet yang memanfaatkan perangkat mobile.



Yang cukup menarik adalah jenis perangkat mobile yang digunakan. Meskipun menjadi sistem operasi mobile paling populer di dunia, ternyata tak membuat penggunaan handphone dan tablet Android untuk berinternet mampu mengalahkan perangkat iOS.



 

Dalam catatan NetMarketShare, perangkat iOS adalah yang paling dominan dengan prosentase mencapai 60 persen. Sedangkan tablet serta smartphone Android hanya mencapai angka prosentase sebesar 27 persen. Selain itu, Safari juga menjadi pilihan utama para netter dengan presentase 60.31 persen. Selanjutnya, 25.95 persen menggunakan browser Android, dan 8.24 persen memakai Opera Mini. Selebihnya, terdapat browser BlackBerry sebanyak 1.32 persen dan Symbian sebesar 0.89 persen.

90 Persen Smartphone di Cina Gunakan Sistem Operasi Android



 


Handphone dan tablet Android kini benar-benar menguasai dataran Cina. Tingkat penggunaan sistem operasi mobile bikinan Google tersebut pun kini mencapai prosesntase 90.1 persen, meningkat sebesar 58.2 persen dibandingkan tahun lalu.


Data ini merupakan data yang diperoleh Analysys International. Menurut data tersebut, tren penggunaan handphone dan tablet Android di Negeri Tirai Bambu tersebut pun terus mengalami kenaikan. Pada kuartal sebelumnya, penggunaan OS tersebut mencapai 83 persen.
Dari data yang sama juga menunjukkan bahwa penggunaan iOS milik Apple mengalami penurunan. Analysys International mencatat bahwa terdapat penurunan dari angka 6 persen menuju 4.2 persen dalam penggunaan iOS di Cina.

 
Namun, Analysys International mencatat bahwa data tersebut belum termasuk pasar abu-abu. Seperti diketahui, saat ini iPhone 5 belum masuk ke pasaran Cina. Namun, tak menutup kemungkinan banyak penjual yang menyelundupkan iPhone 5 dari Hong Kong ke Cina.
Nasib serupa juga dihadapi oleh Symbian milik Nokia. Bahkan penurunan yang terjadi pada sistem operasi tersebut pun cukup drastis, dari 6 persen turun menjadi 2.4 persen. Padahal dalam beberapa waktu mendatang, Nokia merupakan salah satu perusahaan handphone yang dominan di pasaran Cina.