KATA PENGANTAR
Saya menyadari
makalah ini masih banyak kekurangan, karena masih ada kekurangan dalam
memberikan contoh kajian kontekstual. Oleh sebab itu, untuk perbaikan dan
menyempurnakan makalah ini, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di
harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang berkepentingan, dan
khususnya untuk para mahasiswa dapat menjadi referensi dalam pengembangan dalam
mata kuliah Teori Organisasi Umum.
BAB 1
LATAR BELAKANG
Kemiskinan
merupakan salah satu permasalahan yang timbul dalam pembangunan bersama-sama
dengan masalah pengangguran dan kesenjangan yang ketiganya saling kait
mengkait. Dalam konteks pembangunan di Indonesia, masalah kemiskinan semakin
menjadi primadona sejak krisis ekonomi melanda Indonesia pada pertengahan tahun
1997 lalu. Kemiskinan menjadi semakin sering dibicarakan karena adanya
peningkatan jumlah penduduk miskin yang cukup tajam yang diakibatkan oleh
krisis ekonomi tersebut. Kemiskinana di Indonesia sekarang ini telah menjadi
suatu maslah nasional yang behkan pemerintahpun tengah mengupayakan usaha
pengentasan penduduk Indonesia dari masalah kemiskinan
Kemiskinan
adalah masalah yang mempunyai keterikatan terhadap maslah-masalah social di
Indonesia. Sebagai contoh nya keluarga yang miskin mempunyai tingkat
penghidupan dan kesehatan yang relative minim dibandingkan orang yang kehidupannya
tercukupi.
Di setiap
negara, persoalan kemiskinan menjadi masalah yang sangat kompleks yang dihadapi
oleh seluruh pemerintahan. Begitu juga persoalan kemiskinan di negeri
ini, tentunya mempunyai tempat tersendiri dalam proses pembangunan bangsa.
Sudah menjadi trend di setiap pemilihan presiden, gubernur,
hingga bupati tema dan jargon kampanye takkan terlepas dari persoalan ini.
Kemiskinan seolah indentik dengan sebagian besar masyarakat kita, hingga
bermunculan indikator-indikator yang dapat mengukur tingkat kemiskinan penduduk
entah itu dalam versi mana saja.
Sering juga
kita saksikan bagaimana perdebatan yang pro maupun kontra dalam melihat
persoalan kemiskinan. Baik itu mengenai data hingga metode perhitungan tingkat
kemiskinan itu sendiri, hingga tak jarang perdebatan itu berujung pada tataran
data, berapa jumlah masyarakat miskin, yang kemudian jauh dari fokus bagaimana
menuntaskan kemiskinan di negeri ini.
Secara umum
kemiskinan lazim diartikan sebagai kondisi dimana seseorang tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya dalam rangka menuju kehidupan yang lebih bermartabat.
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang saling berkaitan, antara lain; tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan,
akses terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender dan
kondisi lingkungan.
Definisi
beranjak dari pendekatan berbasis hak yang menyatakan bahwa masyarakat miskin
mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya. Kemiskinan
tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan
memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau kelompok
orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.
BAB 2.
Rumusan Masalah
Adapun permasalahan
yang akan di bahas dalam makalah ini, antara lain :
Apakah yang
dimaksud dengan kemiskinan ?
Bagaimana
kondisi atau potret kemiskinan di Indonesia?
Faktor-faktor
apa yang menyebabkan kemiskinan diIndonesia ?
Bagaimana penanggulangan
kemiskinan di Indonesia ?
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1. PENGERTIAN KEMISKINAN
Secara harfiah,
kemiskinan berasal dari kata dasar miskin yang artinya tidak berharta-benda
(Poerwadarminta, 1976). Dalam pengertian yang lebih luas, kemiskinan dapat
dikonotasikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan baik secara individu,
keluarga, maupun kelompok sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya
permasalahan sosial yang lain.
Kemiskinan
dipandang sebagai kondisi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan
perempuan yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya secara layak untuk menempuh dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Dengan demikian, kemiskinan tidak
lagi dipahami hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan
hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang,
dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.
Hidup miskin
bukan hanya berarti hidup di dalam kondisi kekurangan sandang, pangan, dan
papan. Akan tetapi, kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya
dan aset produktif untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan hidup, antara lain:
ilmu pengetahuan, informasi, teknologi, dan modal.
Kemiskinan
merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif
dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah
mapan. Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk
kepada negara-negara yang "miskin".
Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan
dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
Gambaran
kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan
pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi
kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
Gambaran
tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal
ini termasuk pendidikan dan informasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran
tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang
memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi
bagian-bagian politik dan ekonomi di
seluruh dunia.
3.2 Kondisi dan Potret Kemiskinan di Indonesia
Terjadinya
krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan
tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat,
yaitu melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan
pendidikan, memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya
jumlah penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Dan sampai
pada tahun ini (2010) tingkat kemiskinan di Indonesia masih cukup
tinggi,bahkan cenderung semakin meningkat.
Di Indonesia
ada 100 juta lebih masyarakat miskin, namun pemerintah sepertinya tutup mata.
Berbagai program penanggulangan kemiskinan selama ini tidak berhasil
mengentaskan kemiskinan. Bahkan kian tahun kian bertambah jumlahnya.
UUD 1945
jelas-jelas mengatakan persoalan kemiskinan menjadi tanggung jawab pemerintah.
Tertulis di sana, bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh
Negara, setiap warga Negara berhak mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang
layak. Tetapi tak satupun UU dibuat untuk mengatur pelaksanaannya.
Jangan-jangan nasib 100 juta rakyat Indonesia akan tetap miskin
selamanya.
Pemecahan
masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang secara
khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat. Penulis ingin menitikberatkan karya tulis ini dengan
3 masalah utama kemiskinan di Indonesia, yaitu: terbatasnya kecukupan dan
mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, serta terbatasnya
dan rendahnya mutu layanan pendidikan.
Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan
Hal ini
berkaitan dengan rendahnya daya beli, ketersediaan pangan yang tidak merata,
dan kurangnya dukungan pemerintah bagi petani untuk memproduksi beras
sedangkan masyarakat Indonesia sangat tergantung pada beras.
Permasalahan kecukupan pangan antara lain terlihat dari rendahnya asupan kalori
penduduk miskin dan buruknya status gizi bayi, anak balita, dan ibu.
Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan Kesehatan
Hal ini
mengakibatkan rendahnya daya tahan dan kesehatan masyarakat miskin untuk
bekerja dan mencari nafkah, terbatasnya kemampuan anak dari keluarga untuk
tumbuh kembang, dan rendahnya kesehatan para ibu. Salah satu indikator dari
terbatasnya akses layanan kesehatan adalah angka kematian bayi. Data Susenas
(Survai Sosial Ekonomi Nasional) menunjukan bahwa angka kematian bayi pada
kelompok pengeluaran terendah masih di atas 50 per 1.000 kelahiran hidup.
Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan Pendidikan
Hal ini
disebabkan oleh tingginya biaya pendidikan, terbatasnya kesediaan sarana
pendidikan, terbatasnya jumlah guru bermutu di daerah, dan terbatasnya jumlah
sekolah yang layak untuk proses belajar-mengajar. Pendidikan formal belum dapat
menjangkau secara merata seluruh lapisan masyarakat sehingga terjadi
perbedaanantara penduduk kaya dan penduduk miskin dalam masalah pendidikan.
Penanggulangan Masalah Kemiskinan
Kemiskinan
merupakan persoalan yang sangat kompleks dan kronis. Karena sangat kompleks dan
kronis, maka cara penanggulangan kemiskinan pun membutuhkan analisis yang
tepat, melibatkan semua komponen permasalahan, dan diperlukan strategi
penanganan yang tepat, berkelanjutan dan tidak bersifat temporer. Sejumlah
variabel dapat dipakai untuk melacak persoalan kemiskinan. Dari variabel ini
akan dihasilkan serangkaian strategi dan kebijakan penanggulangan kemiskinan
yang tepat sasaran dan berkesinambungan.
Selama ini,
upaya penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan penyediaan kebutuhan dasar .
Seperti penyediaan pangan, pelayanan kesehatan dan pendidikan, perluasan
kesempatan kerja, pembangunan pertanian, pemberian dana bergulir melalui system
kredit, pembangunan prasarana dan pendampingan, penyuluhan sanitasi dan
sebagainya.
Dalam
menanggulangi kemiskinan juga diperlukan penanaman nilai-nilai moral yang dapat
meningkatkan tanggung jawab sosial. Pemerintah dan masyarakat memikul tanggung
jawab ini, sehingga semua pihak mempunyai kewajiban yang sama untuk memerangi
kemiskinan. Dari pengalaman pengentasan kemiskinan di Indonesia, kesulitan
yang paling sering dihadapi adalah ketika harus mengidentifikasi orang miskin.
Apakah kita percaya dengan indikator kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS) ,
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), atau definisi miskin ini
diserahkan saja pada kearifan sosial masyarakat sekitar.
Ada dua
langkah besar yang bisa diambil untuk mengatasi kemiskinan. Pertama, penyediaan
fasilitas umum dan sosial kepada masyarakat kurang mampu. Misalnya, penyediaan
beras murah untuk orang miskin (raskin), pelayanan kesehatan gratis di
puskesmas, fasilitas air bersih, pendidikan dasar gratis (murah), dan listrik
murah. Kedua, upaya pemerintah untuk mendorong terbukanya lapangan kerja yang
lebih luas.
BAB 4. PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan bab II penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Kondisi
kemiskinan di Indonesia sangat memprihatinkan. Hal ini ditandai
dengan rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu
pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan
rendahnya mutu layanan pendidikan. Oleh karena itu, perlu mendapat penanganan
khusus dan terpadu dari pemerintah bersama-sama dengan masyarakat.
Faktor penyebab
kemiskinan ada dua, yaitu faktor alami dan faktor buatan. Selain kedua faktor
tersebut ada faktor lain yang menimbulkan kemiskinan, yaitu:
Kurang
tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak
Kurangnya
dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak mendapatkan haknya atas
pendidikan dan kesehatan yang layak Rendahnya minat masyarakat miskin untuk
berjuang mencapai haknya
Kurangnya
dukungan pemerintah dalam memberikan keahlian
Wilayah Indonesia yang
sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk menjangkau seluruh wilayah
dengan perhatian yang sama.
Penanggulangan
masalah kemiskinan diwujudkan oleh pemerintah dalam bentuk Sasaran Pembangunan
. Keberhasilan program menurunkan kemiskinan tidak akan tercapai tanpa
adanya kerja-sama yang baik dan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan
masyarakat .
4.2 SARAN
Adapun saran
yang dapat penulis sampaikan adalah:
Pemerintah
sebaiknya menjalankan program terpadu secara serius dan bertanggung jawab agar
dapat segera mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia
Sebagai warga
negara Indonesia yang baik, mari kita dukung semua program pemerintah
dengan sungguh-sungguh demi masa depan bangsa dan negara Indonesia terbebas
dari kemiskinan.
Marilah kita
tingkatkan kepedulian dan kepekaan sosial untuk membantu saudara kita yang
masih mengalami kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
http://daretobesha.blogspot.com/2010/03/makalah-potret-kemiskinan di-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
www.lintasberita.com/Lifestyle/Pendidikan/definisi-kemiskinan
id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091111202909AAedHbI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar